Selasa, 17 Maret 2015

Sedikit

buku lama. sederhana, tapi luar biasa.

garisnya sejajar. berpotongan di semua titik. bahagia bisa sesederhana ini ya ternyata.


karena kita udah mulai dewasa to, Nick.

iya. pelan-pelan semuanya berubah. semuanya. pelan-pelan.. semuanya.

Pagi yg Dekat

pagi bilang, kamu jangan begitu. sebaiknya begini. lalu tersusunlah jalan menuju keinginan pagi.
siang bilang, tidak papa. jangan khawatir. tidak perlu pagi. siang saja, maka malam pun tidak perlu risau.
malam bilang, iya. siang benar. ini kami berpelukan, jadi jangan dikhawatirkan. pagimu mungkin terlalu lelah, jadi biar saja dia berkata sesuka hatinya.

siang bilang, hahahaha. kamu pikir kenapa bisa begini? kamu pasti bingung.

aku bilang, iya. bagaimana mungkin pagi siang dan malam berbeda jalur padahal satu perputaran?

malam bilang, tengok saja. yang paling mudah berubah adalah yg paling susah dibubrah. yang paling susah diajak mengalah. yang paling susah dibawa kemana kakimu harus melaju. yang paling tidak kamu sadari tapi selalu kamu agungkan saat melihat kenyataan.
siang bilang, sudah paham?







..............sayangnya belum.

Selasa, 16 Desember 2014

Malam Hujan

Hujan, bagaimana jika aku hidup saja sendiri denganmu? dengan mendung yg memayungi, tidak panas menyakar kulit, tidak kering kerontang yg memanjakan dahaga.
bagaimana jika aku setiap malam bersama rintikanmu saja? tidak hening, selalu riuh rendah. sampai aku tidur lelap, sampai aku kembali bangun, selalu riuh rendah bersahutan, selalu ramah meskipun dihujat mati-matian.
bagaimana jika tanpa manusia lainnya, hanya bersama hujan. saling memberi penerimaan, saling menerima pemberian.

bagaimana jika aku jadi bagian dari hujan? meracau sendiri sesukanya, dimanapun dia merasa perlu untuk singgah. menetes sedikit demi sedikit, atapun mengoceh tanpa putus-putus, lalu diterima alam sebagai anugerah.

bagaimana jika segalanya jadi hujan? biar tidak ada yg saling menyakiti meskipun jatuh bersamaan. biar tidak ada yg saling membebani meskipun bergantungan di awan bersamaan. biar tidak ada yg sendiri, karena hujan tidak mungkin datang secara pribadi.


Tuhan, aku tidak mengeluh. aku hanya bertanya. kepada salah satu anugerah-Mu, yang sedang sering datang memberi salam dari-Mu dan milik-Mu yang lain. Tuhan, hujan belum menjawabku.
kenapa manusia malah saling melukai?

Kamis, 24 April 2014

Flow

Akhir-akhir ini sedang banyak merasakan hal yg benar-benar baru. Mungkin aku gabisa nyebutin secara gamblang. Intinya, aku jadi berkutat di daerah yg bukan daerahku pada awalnya. Atau mungkin sebenernya begitu dekat, tapi aku cuma dipinggiran, nyelupin kakiku dan mereka-reka apa yg ada di dalamnya. Sekarang udah nyemplung dan sempet tenggelam. Lagi mencoba menyesuaikan diri, biar tetep berenang dengan menikmati arus yg datangnya dari mana-mana.

Kamis, 17 April 2014

Sudah

Akhirnya, gunung itu nggak berhasil didaki sampai puncak. Aku turun, dan akhirnya sampai di kaki gunung. Sudah mulai melewati jalan yang jadi datar lagi. Sudah nggak pengen mendaki gunung yang sama. Sudah nggak pengen diajak kesana. Sudah biar jadi cerita, biar disimpan, yang suatu hari nanti bakal aku baca lagi, dengan lebih legawa; dan mungkin sambil ketawa, hehe.

Rabu, 16 April 2014

Kemarin

Aku gatau harus mengungkapkannya gimana. Awalnya aku ngerasa, "ini gak mungkin. Apa ya bisa?" Lalu ditubruk dengan kenyataan kalo masih banyak hal yg juga harus dipikirkan, dan ternyata pada awalnya semua nggak berjalan sesuai rencana.
Keinginan tentang sesuatu yg belum bisa aku rasakan terus ada, dan semua kecampur aduk, jadi gatau harus gimana harus ngapain karena sudah terlanjur berjalan.

Sampai akhirnya, di akhir, akhirnya aku merasakan sesuatu yg jarang banget aku rasain. Rasa kehilangan, rasa haru, rasa nggak pengen semuanya berlalu ketika pada nyatanya, hal yg aku ingin segera selesai (di awal) sudah benar benar selesai.

Aku belajar banyak. Tentang ketulusan, keikhlasan, kesabaran, dan proses. Tentang penerimaan dan pengertian. Tentang percaya bahwa sebenernya semua itu ada karena punya makna istimewa dan tetap percaya pada akhir yg akan indah, meskipun sulit dan sakit. Tentang keluarga yg selamanya akan menjadi keluarga, seberbeda apapun mereka menjalani jalannya.

Aku bersyukur bisa melewati proses ini. Mengenal banyak hal dengan lebih jauh dan semuanya, membuatku semakin bersyukur. Aku semakin sadar, aku dikelilingi manusia manusia hebat di sekitarku. Hebat pada jalannya masing-masing, lalu melebur, menjadi satu kesatuan yg sebenarnya berjuang untuk satu tujuan yg sama :)

Sesuatu itu benar, jika dipercaya sebagai kebenaran oleh orang-orang di sekitarnya. -15 April 2014.

Rabu, 26 Maret 2014

Amfiprotik

Tidak harus tentang siapa. Atau harus bagaimana. Berjalan begitu saja, tanpa ada yg perlu dikhawatirkan. Sejatinya memang seharusnya membawakan damai, kan?
Lebih baik dinikmati. Apapun yg terjadi, pasti akan lebih menyenangkan jika dibawa dengan ringan. Ya, semoga.

Jumat, 06 Desember 2013

Lebih Dari Sekedar

Mereka bilang, dari yang mereka lihat. Mereka bilang, dari yang mereka reka. Tapi ada juga yang melihat dengan rasa, dan turut melebur dalam warna-warni yang ditorehkan dalam lingkup yang istimewa karena manusia-manusia super di dalamnya. 

Lebih dari sekedar. Seandainya kamu tahu.
Seperti ketika kamu ingin memberikan sebuah suntikan elektrik yang akan mengagetkan dan memberikan stimulan kepada sosok-sosok yang kamu yakin lebih hebat dari yang terlihat.
Seperti ketika kamu tiba-tiba mendapatkan sebatang mawar putih yang merengkuh semua rasa pesimisme menjadi satu asa yang benar-benar luar biasa.

Lebih dari sekedar. Bukan tentang sebuah rutinitas, tapi sebuah kebutuhan. Seandainya kamu tahu.
Rasanya, rasa yang nggak tergambarkan. Satu dalam rangkulan, seperti satu dalam dekapan.

...Jatuh bangkit lari dan tertatih kita tetap dalam satu genggaman..

Jatuh sejatuh jatuhnya jatuh tuh tuh tuh.
..dan berdiri lebih tegap.
Jatuh.
..dan berdiri dengan lebih tegap lagi.
Jatuh.
..dan berdiri perlahan, untuk menikmati setiap proses yang telah dirasakan.

Tidak ada alasan khusus. Hanya karena rasa saling memiliki yang nggak tergantikan.
Karena kami, satu dalam naungan kelopak-kelopak lotus merah yang sedang mekar.


..Bhayangkara Padmanaba 70 di hati gegap gempita s'bagai kshatrya tama sejati...